Pemerintah Desa Cikoneng dengan penuh semangat memperkuat pendidikan agama di daerah tersebut melalui program insentif guru keagamaan yang tidak tercover oleh anggaran Kabupaten karena keterbatasan kuota dan santunan anak yatim dari Pendapatan Asli Desa (PAD). Kegiatan ini dibagi menjadi 2 sesi yaitu pagi untuk pembagian insentif Guru Keagamaan yang bertempat di Aula Desa Cikoneng dan Sore untuk pembagian santunan Anak Yatim yang bertempat di Pasar Tradisional Desa Cikoneng (26/07).
“Berkat dukungan dari Pendapatan Asli Desa, kami dapat memberikan penghargaan yang pantas bagi para guru keagamaan kami. Mereka adalah garda terdepan dalam membentuk karakter dan moral generasi muda kami,” ujar Ibu Elin Herlina, Kepala Desa Cikoneng.
Selain itu, Pemerintah Desa Cikoneng bekerjasama dengan Karang Taruna juga meluncurkan program santunan anak yatim dari PAD dengan tujuan membantu meringankan beban anak-anak yatim di lingkungan desa. Program ini memberikan perhatian khusus bagi anak-anak yang kehilangan orang tua, sehingga mereka dapat tetap merasakan cinta dan perhatian dari lingkungan sekitar.
“Santunan anak yatim dari Pendapatan Asli Desa merupakan bentuk kepedulian kita sebagai satu komunitas. Semoga bantuan ini dapat membantu meringankan beban mereka dan memberikan sedikit kebahagiaan dalam hidup mereka,” tambah Ibu Elin Herlina.
Kehadiran program insentif guru keagamaan dan santunan anak yatim ini mendapat apresiasi luas dari masyarakat setempat. Warga merasa bangga bahwa Pemerintah Desa Cikoneng memiliki perhatian khusus terhadap pendidikan agama dan juga kaum dhuafa di desa mereka.
Seorang guru keagamaan di salah satu Pesantren setempat, Ustadz Muhammad Luthfi , merasa senang dengan adanya insentif ini. “Kami merasa dihargai dan didukung dalam memberikan ilmu agama kepada anak-anak. Semoga ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus berkontribusi dalam mengembangkan pemahaman agama yang baik di kalangan generasi muda,” ucap Ustadz Muhammad Luthfi dengan tulus.
Dengan adanya program ini, diharapkan tingkat kehadiran dan kualitas pembelajaran di sekolah-sekolah agama meningkat, sementara anak-anak yatim merasa lebih diperhatikan dan terbantu dalam kehidupan sehari-hari.